Gerakan bayi baru didominasi oleh gerak refleks. Dengan berkembangnya  sistem saraf, di usia 2 bulan gerakan refleksnya berkurang, dan  kemampuan kognitif serta sosial bayi berkembang pesat. Berikut ini 10  tahap perkembangan penting bayi  Anda:    
1. Tengkurap(usia 3 - 4 bulan).  Tengkurap terjadi ketika bayi berhasil bertumpu pada perutnya dan  bertahan pada posisi tersebut beberapa saat. Anak tengkurap diawali  dengan kemampuan memiringkan badannya ke kanan dan ke kiri, lalu ia  belajar berguling di usia 1,5 – 2 bulan. Bayi Anda belajar tengkurap  pertama kali pada satu sisi, dilanjutkan di sisi lain, kemudian berbalik  lagi. Ketika mencapai usia 3-4 bulan, saat otot lehernya semakin kuat   ia dapat berbaring telentang dengan memandang lurus ke depan. Lengan dan  kakinya pun lebih bebas bergerak sejalan dengan kemampuannya  menggerak-gerakkan kepalanya. Ia juga mulai berlatih berguling dan  mengangkat kepalanya dalam posisi tengkurap. Baru di usia 5 bulan ia  bisa tengkurap sendiri. 
2. Mengangkat kepala(usia 4 bulan). Di  usia 2 bulan bayi Anda mampu mengontrol gerakan leher dan kepalanya. Ia  dapat mengangkat kepala membentuk sudut 45 derajat dengan cara  bertopang pada kedua tangannya saat usiannya 3 bulan. Di usia 4 bulan,  bayi bisa mengangkat kepalanya dengan sudut lebih besar yaitu 90ยบ dalam  posisi tengkurap. Kemampuan mengangkat kepalanya ini membantu melatih  ketajaman penglihatannya. Ia pun mulai menengadahkan kepalanya untuk  mencari Anda bila mendengar suara Anda. 
   
3. Teriak gembira(usia 4-5 bulan). Pernahkan  Anda mendengar si kecil mengeluarkan suara dengan nada tinggi penuh  kesenangan saat berhasil meraih benda yang diinginkan atau ketika ia  merasa senang dengan kehadiran Anda? Di awal hidupnya, suara-suara yang  dikeluarkannya merupakan respons tubuhnya terhadap emosi saat itu. Namun  di usia 4 bulan ke atas, bayi mengeluarkan suara dengan tujuan lebih  jelas. Ia akan berteriak dengan gembira bila berhasil mencapai  keinginannya. Suara yang dikeluarkannya adalah sarana untuk  mengungkapkan perasaannya atau berkomunikasi dengan orang-orang di  sekelilingnya. Masa berceloteh ini memang sangat dinikmati si kecil.  Perhatikan saja saat ia melakukan aktivitas sehari-hari, Anda akan  mendengar celotehannya. Ia akan mengeluarkan suara yang menyerupai huruf  hidup seperti “aaaahh”, “uuuhhh”, “aaiii.”
4. Memegang dua benda di dua tangan ( usia 7–8 bulan). Di  usia 4–5 bulan, keduanya tangan anak semakin terampil. Bila Anda  memberinya mainan berwarna cerah, ia akan menggerakkan lengan dan  tangannya menggapai ke arah mainan tersebut. Gerakan menggapai ini  melatihnya untuk meraih lalu menggenggam dan memindahkan mainan dari  satu tangan ke tangan lain. Di usia 7-8 bulan, keterampilan jari-jemari  si kecil meningkat. Ia akan menggunakan tangan yang berbeda untuk tujuan  berbeda. Satu tangan digunakan untuk bereksporasi, sementara tangan  lain untuk memegang. Perhatikan, bila satu tangannya memegang mainan  kemudian tangan satunya diberikan mainan lain, ia tetap akan memegang  mainan pertamanya namun tangan yang satu mengambil mainan yang Anda  tawarkan itu. Jika ada Anda memberikan sebuah mainan lagi, salah satu  mainan yang sedang dipegangnya itu akan dibuangnya kemudian ia akan  mengenggam mainan ketiga yang Anda tawarkan itu.
   
5. Duduk (usia 7-8 bulan).  Tonggak perkembangan yang mengagumkan dari seorang anak adalah saat ia  bisa duduk sendiri. Ketika otot-otot punggung dan lehernya sudah cukup  kuat untuk menopang tubuhnya, ia belajar duduk. Setelah  belajar  mengangkat kepalanya saat tengkurap, tahap selanjutnya si kecil belajar  bagaimana menyangga tubuhnya menggunakan kedua lengannya dan mengangkat  tubuhnya semacam mini push-up. Sekitar usia 6 bulan, bayi Anda mencoba  duduk sendiri dengan mengandalkan satu atau kedua tangannya untuk duduk.  Baru di usia 7 – 8 bulan  ia mengusai kepandaian baru yaitu dapat duduk  sendiri dari tengkurap kemudian bangun sendiri dengan bantuan  tangannya. Dengan kemampuan duduk ini, ia dapat meraih benda yang  diinginkannya. 
6. Merangkak (usia 7-8 bulan).  Merangkak adalah cara pertama bayi untuk dapat mengeksplorasi  sekeliling ruang untuk mempelajari hal-hal baru yang menarik  perhatiannya. Cara anak merangkak adalah ketika ia akan belajar  keseimbangan melalui tangan dan lututnya kemudian belajar maju mundur  mendorong tubuhnya dengan mendorong lututnya. Kepandaian merangkak ini  adalah juga  salah satu cara menguatkan otot-otot yang akan membantunya  belajar berjalan. Usia rata-rata anak  belajar merangkak saat ia mulai  dapat duduk tanpa bantuan di usia 7-8 bulan. Dia dapat mengangkat  kepalanya untuk melihat sekelilingnya dan otot-otot lengan, kaki dan  punggungnya cukup kuat untuk mencegahnya jatuh ke permukaan saat ia  mencoba bangkit dengan bantuan tangan dan lututnya. Di usia 9-10 bulan,  bayi Anda mencapai kepandaian baru yakni merangkak mundur untuk  mengambil ancang-ancang duduk. Si kecil juga menguasai teknik yang lebih  maju yaitu “cross-crawling,” gerakan merangkak  menggunakan satu tangan  dan satu kaki yang berlawanan (misalnya tangan kanan dan kaki kiri)  secara bersamaan. 
7. Makan sendiri (usia 6-9 bulan). Makan  sendiri dimulai sejak usia 6 bulan yaitu saat bayi Anda sudah bisa  menggunakan tangan dan jari-jarinya dengan baik dan koordinasi mata  serta tangannya yang juga semakin baik. Si kecil dapat meraih benda yang  jaraknya sekitar 25 cm dengan kedua tangannya kemudian memindahkan  benda dari tangan satu ke tangan lain. Ia juga senang memasukkan segala  sesuatu ke mulut, dan dapat memegang dengan ibu jari dan telunjuk untuk  mengambil makanan. Tambahan pula gigi-geliginya yang mulai tumbuh di  usia 6 bulan membuat si kecil terdorong mulai belajar menggigit benda  yang masuk ke dalam mulutnya.  Di usia 6 bulan ia sudah juga mengonsumsi  Makanan Pendamping ASI (MP ASI) atau makanan padat. Di usia 8-9 bulan,  kedua tangannya semakin terampil mengenggam suatu benda. Ia bisa  memegang sendok meski masih kagok ketika memasukkan makanan ke dalam  mulutnya. Biarkan ia bereksperimen menggunakan sendok dan memasukkan  benda itu ke mulutnya.
8. Mengenal anggota keluarga, takut pada orang yang belum dikenal (usia 9-12 bulan).  Saat si kecil sudah mengenali anggota keluarganya di usia sekitar 6  bulan, ia mulai dapat membedakan wajah orang-orang dekat dalam   kehidupannya. Pada masa ini keterikatannya dengan orang yang dikenalnya   lebih berarti. Ia dapat melihat, mendengar dan mengingat orang yang  dikenalnya. Di usia ini pula ia mampu mengamati wajah dengan seksama.  Dari sini ia mulai berkenalan dan akrab dengan orang-orang terdekatnya.  Tak heran di usia 9 bulan ke atas ia mulai sadar wajah orang-orang yang  asing baginya. Ketika ia menyadari sedang seorang diri dengan orang yang  tidak dikenalnya, timbul rasa takut. Bayi usia 8 bulan sudah bisa  merasa takut terhadap orang asing. Si kecil yang mau digendong oleh  orang yang dikenalnya, jadi tiba-tiba lebih mudah menangis bila  ditinggal sendiri bersama orang lain yang tak dikenalnya. 
9. Berjalan(usia 12-13 bulan). Langkah  pertama merupakan gerakan awal anak untuk menjadi sosok yang mandiri.   Di usia 8-9 bulan ia mulai bisa mengangkat tubuhnya ke posisi berdiri.  Biasanya si kecil akan menumpukkan kedua tangannya pada meja, kursi atau  perabot rumah tangga atau apapun yang bisa menahan berat badannya. Ia  kemudian akan belajar merambat, menggeserkan kedua tangannya ke samping  diikuti oleh langkah kedua kakinya. Di usia ini kepandaian anak dalam  belajar berjalan semakin baik. Jika Anda memegang kedua tangannya ia  akan menapak dan mulai melangkah. Lama-lama otot-otot kakinya semakin  terlatih dan kuat. Si kecil juga kian  semangat menjajal kemampuannya  berjalan. Di usia 11 bulan, ia sudah mampu berdiri sendiri dalam waktu  sekitar 2 detik tanpa bantuan apa pun karena ia memang sudah pandai  menjaga keseimbangan tubuh. Lalu anak mulai mencoba melangkah sendiri  2-3 langkah  Di usia 12 bulan, hupla, ia telah siap berjalan meski  kadang-kadang masih sedikit limbung.
10 . Bicara (usia 18 - 24 bulan). Rata-rata  anak bisa lancar bicara di usia 2 tahun. Sebelum kata-kata pertama  keluar dari mulutnya, dia belajar peraturan berbahasa dan melihat  bagaimana orang dewasa berkomunikasi. Ia mengawalinya dengan menggunakan  lidah, mulut, langit-langit dan gigi-geliginya untuk membuat suara  Lambat laun kata-kata tak berbentuk ini menjadi kata yang berarti:  “mama”, “papa”, “bubu”, “susu” dan sebagainya. Sejak itu, setiap saat  anak mengutip kata-kata yang didengarnya baik dari ibu atau orang-orang  di sekitarnya. Kira-kira usia 18-20 bulan, si kecil   mempelajari 10  kata per hari. Dari situ ia mulai belajar membentuk kalimat. Di usia 2   tahun, ia dapat membentuk 2-3 kata menjadi satu rangkaian kalimat. Ia  dapat menggambarkan apa yang dilihat, didengar, dirasa, dipikirkan dan  diinginkannya dalam satu rangkaian kalimat.